Puisi Akhmad Muhaimin Azzet
apalah jadinya bila jasad tanpa ruh
selesai sudah harapan-harapan
yang terbujur pun mesti dikuburkan
demikian ikhlas bagi setiap kelakuan
tanpa adanya, jadilah tanpa nyawa
jangan lagi tanya hendak ke mana
maka sia-sia sudah jauh melangkah
alangkah sedihnya, duhai
menangis berkepanjangan tiada guna
sebaliknya jiwa yang tulus mencinta
lihatlah betapa bercahaya
maka segera, duhai, semoga, semoga
(Dipuisikan dari Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, bait ke-10)
21.2.22
IKHLAS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Masyaallah, merinding membacanya, Mas Muhaimin. Selamat istirahat.
BalasHapusTeima kasih banyak ya, Mbak. Semoga sehat selalu.
Hapussubhanalloh...bahasanya sungguh indah...penginterpretasian iklas yang sesungguhnya
BalasHapusdalam jasad yang masih hidup sejatinya jiwa harus terisi supaya hidup ini penuh dengan warna. Terima kasih atas remindernya Mas. Salam
Alhamdulillaah..., terima kasih juga atas hadirnya ya. Semoga senantiasa dalam rahmat-Nya.
HapusTentang keikhlasan memang ga mudah direalisasaikan dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya pamrih walaupun sedikit. Tapi kita bisa terus belajar supaya jadi manusia yang bisa ikhlas dalam segala hal.
BalasHapusBetul sekali, Mbak Nurul Sufitri. Terima kasih banyak ya. Semoga sehat selalu.
HapusIkhlas, susah buat dijalanin, tapi bukan berarti ngga bisa ya Pak.
BalasHapusIya, Teh Dey. Terima kasih banyak ya. Semoga sehat selalu.
Hapusikhlas...ibarat semut hitam atas batu di malam hari
BalasHapus