Puisi Akhmad Muhaimin Azzet
merendahlah, ya semakin merendah
tanaman itu betapa kuat
bila akarnya semakin ke dalam tanah
bila diri ibarat biji, maka
jangan bangga di permukaan
agar tumbuh tahan goyangan
demikian kala melangkah
mengapa mendongakkan kepala
menunduk saja memandang tanah
maka akan banyak sanak saudara
yang bersuka
betapa bersama, betapa riangnya
demikian kala hati merindu
atau gelisah karena bising dunia
mengening saja ke tanah, serendahnya
(Dipuisikan dari Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, bait ke-11)
21.3.22
TANAH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hm ... "Kata hati merindu." keren ....
BalasHapusHmm.., terima kasih banyak ya.
HapusBerpijak dan melangkahkan kaki pasti di tanah. Apapun lapisannya, tetap aja manusia mesti merendah pada tanah. Kalau melayang2 serem dong kayak hantu hihihi :)
BalasHapusHehe, betul sekali :) Makasih banyak ya. Semoga sehat selalu.
Hapusbetul sekali mas, pesan moral dari puisi di atas, yakni agar kita terhindar dari sikap angkuh dan sombong diri, semakin ke sini harus semakin rendah hati agar supaya jalan yang dihadapi sellau menemukan kemudahan, amin ^^
BalasHapusIya, betapa pentingnya rendah hati. Makasih banyak yaa...
Hapusibarat padi, semakin berisi semakin menunduk
BalasHapusInggih, betul sekali.
HapusBegitu sarat pengajaran isi puisi ini. Sombong , terlalu banyak mendongak hanya akan membawa ketidaktenangan
BalasHapusIya, dan betapa perlu, rendah hati.
Hapus