Puisi Akhmad Muhaimin Azzet
sejauh memandang semesta
masihkah buta
padahal jejak betapa jelasnya
pekat awan tebal dunia
serupa dinding
siapakah menembusnya
sebenarnya ini soal silau
oleh tipuan cahaya
yang dijajakan di mana-mana
(Dipuisikan dari Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, bait ke-14)
Inspiratif, diksinya super, dan enak dibaca.
BalasHapusTerima kasih banyak ya, Mbak. Semoga sehat selalu.
HapusMenembus hati manusia itu ga akan pernah bisa berhasil. Entah serupa dengan dinding apa. Yang jelas, hanya raga yang bisa diraih. Mungkin :) Butuh waktu tak terhingga mengetahuinya.
BalasHapusIya, benar sekali. Terima kasih banyak ya, Mbak.
HapusSilau oleh tipuan cahaya. Ini yang kemudian bikin orang suka memvonis orang lain yang berbeda dengannya
BalasHapusNah....
Hapus