23.11.22

MENUJU

Puisi Akhmad Muhaimin Azzet

inilah langkah-langkah menuju
siang dan malam
menyandang ransel penuh rindu

sebab di sini hanyalah tamu
singgah sebentar
lalu pamit, usah lagi ragu

maka makan dan minumlah
sekadarnya saja
agar tak terkapar saatnya tiba

sebab waktu telah terpinta
singgah sebentar
tapi bagaimana jadi bermakna

(Dipuisikan dari Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, bait ke-15)

10 komentar:


  1. puisi yang penuh kedalaman makna ya mas muhaimin ☺

    seperti istilah yang sering kita dengar...urip mung mampir ngombe, hidup hanya sebentar, maka makan dan minum sekedarnya aja mungkin sama kayak mencari perbekalan untuk kehidupan setelahnya juga iya mas..

    kadang kadang aku juga rindu ingin menulis indah alias berpuisi juga deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak ya, Mbak. Betul sekali, di dunia ini tak lama, maka seperlunya saja untuk mencukupinya. Selebihnya, persiapan untuk yang selamanya.

      Hapus
  2. "janganlah kau rindu...

    beraaat....

    biar aku saja, hehe"
    :D

    BalasHapus
  3. "maka makan dan minumlah
    sekadarnya saja
    agar tak terkapar saatnya tiba ...." Ini yang belum bisa kuterima. Habis, selera makan ini masih begejolak. Ha ha ....

    BalasHapus
  4. Ah, kalau makan dan minum ala kadarnya, ga kenyang dong hihihi #justkidding. Untuk perantau, ada yang mampir ke perut dan bersapa dengan orang lain tentu membahagiakan ya. Bagai menemukan oase di padang pasir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, itu... semoga kita menemu oase di padang pasir kehidupan.

      Hapus
  5. Singgah? apa ini tentang hidup? bila benar, maka memang sepatutunya kita untuk makan dan minum seperlunya saja. jangan serakah. salam mas

    BalasHapus