Puisi Akhmad Muhaimin Azzet
sejak kapan engkau termangu
di depan kaca yang retak
dan penuh debu
sejak kapan engkau ragu
terhadap yang telah dijanjikan
oleh yang tak kenal palsu
apakah karena harap tak kunjung
nyata, sudahlah duhai
jangan ada sesal saat berkabung
sebab ragu itu merusak
pandanganmu, juga memadamkan
cahaya kalbumu
(Dipuisikan dari Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, bait ke-7)
Ragu muncul sebab adanya pertanda (‘alamah), sementara waswas tidak. Dengan kata lain, syak adalah keraguan yang berdasar. Sedangkan waswas dalam bahasa kita–adalah keraguan yang tidak berdasar.
BalasHapusTerima kasih banyak ya. Semoga sukses dan berkah selalu.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSemoga semangat selalu...
HapusMakasih puisinya kang, jangan pernah ragu pada sang pencipta ya.😀
BalasHapusMakasih juga kunjungannya ini ya, Mas Agus. Bismillaah....
Hapuskearguan mmebuat langkahkita terhenti sejenak
BalasHapusBetul sekali. Terima kasih nggih, Bu.
HapusRagu itu bikin galau, Pak.
BalasHapusIya, Teh. Hatur nuhun yaa....
HapusJadi tertarik baca puisi - puisi lain di blog inii
BalasHapusBagus bagus puisinya