Puisi Akhmad Muhaimin Azzet
apakah bertemu alamat
yang disimpan
lalu hari terasa panjang
sesungguhnya tanda
sudah bisa dibaca
semenjak keberangkatan
maka kembalilah duhai
di setiap jejak
karena alamatmu muasal
(Dipuisikan dari Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, bait ke-26)
Puisi Al-Hikam
12.4.25
TANDA
19.1.25
PERMINTAAN
Puisi Akhmad Muhaimin Azzet
bila sudah meminta
mengapa masih mengandalkan
kemampuan
siapakah yang kuasa
dan diminta mengabulkan
diri bisa apa
ini soal keyakinan
kepada siapa memercayakan
mestinya tak ada keraguan
(Dipuisikan dari Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, bait ke-25)
11.12.24
PENDERITAAN
Puisi Akhmad Muhaimin Azzet
rasa tak terima menjadikan luka
sebuah penderitaan
tapi masih saja mencari salah siapa
di sinilah sesungguhnya iman
mesti dikuatkan
atas kejadian yang tak diinginkan
kepada air di telaga kita membaca
meski segenggam garam
tak membuatnya terpengaruh rasa
maka penderitaan demi penderitaan
ini memanglah dunia
lapang dada atau usah pedulikannya
(Dipuisikan dari Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, bait ke-24)
12.11.24
PENGAWASAN
Puisi Akhmad Muhaimin Azzet
pengawasan itu tak silap sedikit pun
bagaimana mungkin bisa abai
padahal hidup bukan berandai-andai
apakah karena dahaga tak sudah-sudah
sehingga kehilangan rasa malu
padahal siapakah suka bila disebut gila
pengawasan itu tak silap sedikit pun
duhai, mari menjaga jiwa
agar tak lupa lagi menjadi manusia
(Dipuisikan dari Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, bait ke-23)
5.10.24
LUPA
Puisi Akhmad Muhaimin Azzet
lagi-lagi penyebabnya lupa
padahal pengawasan
betapa seiring detak di dada
sampai kapan jiwa merana
duhai yang gemetar
ketika disingkap rahasia-rahasia
(Dipuisikan dari Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, bait ke-22)