Puisi Akhmad Muhaimin Azzet
pengawasan itu tak silap sedikit pun
bagaimana mungkin bisa abai
padahal hidup bukan berandai-andai
apakah karena dahaga tak sudah-sudah
sehingga kehilangan rasa malu
padahal siapakah suka bila disebut gila
pengawasan itu tak silap sedikit pun
duhai, mari menjaga jiwa
agar tak lupa lagi menjadi manusia
(Dipuisikan dari Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, bait ke-23)
Puisi Al-Hikam
12.11.24
PENGAWASAN
5.10.24
LUPA
Puisi Akhmad Muhaimin Azzet
lagi-lagi penyebabnya lupa
padahal pengawasan
betapa seiring detak di dada
sampai kapan jiwa merana
duhai yang gemetar
ketika disingkap rahasia-rahasia
(Dipuisikan dari Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, bait ke-22)
13.8.24
KUASA
pada setiap helai daun
yang gugur
terdapat takdir yang dicatatkan
pada setiap desis angin
yang menerpa
terdapat kuasa yang dititipkan
pada setiap desahan napas
yang dihembuskan
terdapat tanda yang diiringkan
pada setiap lintasan
yang dipikirkan
terdapat cinta yang dilekatkan
(Dipuisikan dari Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, bait ke-21)
1.7.24
MENGAPA
Puisi Akhmad Muhaimin Azzet
semua telah dianugerahkan
mengapa mencari yang lain
betapa hilang malu di dada
semua telah disiapkan
mengapa minta pada yang lain
betapa jauh jiwa berada
inilah malam tanpa cahaya
yang bermata pun pada buta
tersesat di pusaran dunia
(Dipuisikan dari Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, bait ke-20)
14.5.24
UJIAN
Puisi Akhmad Muhaimin Azzet
pergumulan yang indah
rahasia tersingkap
dan jiwa pun terpesona
lalu langkah usai sudah
menemukan buah
yang digodakan di surga
“mengapa berhenti,
ini bukan yang kau cari!”
sang guru menasihati
lalu jiwa terus melaju
bertemu pesona demi pesona
betapa sangat menggoda
“ini hanyalah ujian,
bukanlah tujuan!”
sang guru memperingatkan
(Dipuisikan dari Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, bait ke-19)